Cabai rawit merupakan tanaman yang mampu beradaptasi didaerah dingin maupun panas, walaupun ukuran buahnya relatif kecil, cabai rawit banyak diminati banyak orang karena rasa pedasnya yang khas dan membuat orang ketagihan akan pedasnya.
Sama seperti tanaman lain pada umumnya, cabai ini juga memerlukan proses penyemaian yang baik mulai dari biji cabai yang disemai pada media tanah serta campuran kompos, dan penanaman pada lahan. Penanaman cabai rawit ini bisa dikatakan susah-susah gampang, tergantung pada awal proses penyemaian yang memerlukan cara yang benar.
Jadi, sebelum memutuskan menanam cabai rawit, perhatikan dulu dasar dasarnya, jangan asal tanam. Karena dengan mengetahui dasar dasarnya akan membuat kemungkinan tumbuh kembang cabai menjadi optimal sampai masa panen.
Harga cabai rawit kadang tidak stabil
Sama seperti komoditas tanaman lainnya, harga jual cabai rawit juga tetap mengalami fluktuasi atau kurang stabil, cenderung naik turun, mengapa?
Lagi lagi faktor iklim dan cuaca menjadi salah satu pengaruh, ketika musim hujan stok dipetani cenderung menurun karena berbagai faktor seperti banyak tanamam yang akarnya busuk karena tergenang air, faktor hama, dan sebagainya. Dengan menurunya pasokan, harga cabai rawit cenderung tinggi.
Itu hanya sedikit contoh yang menyebabkan harga cabai rawit kadang tidak stabil. Namun itu bukanlah salah satu alasan untuk tidak mencoba, buat kamu yang tertarik budidaya tanaman cabai rawit tidak ada salahnya untuk memulai.
toc: true
Rekomendasi Bibit Cabai Rawit Terbaik
Nah, berikut ini merupakan rekomendasi bibit cabai rawit yang dapat kamu coba budidayakan pada lahan atau belakang rumah. Cabai ini biasanya paling laku dipasaran.
1. Cabe Rawit Bonita IPB
Rekomendasi merek bibit cabe rawit unggul yang pertama adalah Bonita IPB, yaitu varietas cabai rawit merah non-hibrida hasil pengembangan Institut Pertanian Bogor (IPB University). Bibit ini cocok ditanam baik di dataran rendah maupun menengah dengan kondisi tropis lembap.
Tipe cabe ini memiliki bentuk ramping dan mengkilap, dengan panjang rata-rata 3–4 cm. Dalam satu kilogram, bisa terdapat 500–600 buah cabai tergantung ukuran buah.
Untuk umur panen, rata-rata dapat dipetik pada umur 85–90 hari setelah tanam, tergantung kondisi lahan dan pemeliharaan. Produktivitasnya tinggi, bisa mencapai 13–20 ton per hektar.
Keunggulan lain varietas Bonita IPB adalah tahan terhadap virus kuning dan penyakit antraknosa, sehingga lebih stabil hasilnya.
Harga benih Bonita IPB dibanderol sekitar Rp25.000–30.000 per kemasan kecil (10 gram).
2. Cakra Hijau (Cap Panah Merah)
Rekomendasi bibit cabai rawit unggul berikutnya adalah Cakra Hijau, yang merupakan cabai rawit hijau non-hibrida keluaran merek Cap Panah Merah. Varietas ini sangat adaptif, bisa tumbuh baik di dataran rendah hingga tinggi, dengan iklim panas atau sejuk.
Tipe buahnya berbentuk lancip dan memanjang dengan panjang rata-rata 4–5 cm. Warna buah awalnya hijau tua, kemudian berubah menjadi merah saat matang penuh.
Cakra Hijau dapat dipanen pada umur 80–90 hari setelah tanam dan memiliki hasil panen mencapai 12 ton per hektar atau sekitar 600 gram per tanaman.
Varietas ini cocok untuk petani yang mengincar pasar cabai rawit hijau segar yang banyak digunakan untuk sambal dan masakan sehari-hari.
Harga benih Cakra Hijau biasanya sekitar Rp20.000–25.000 per kemasan 10 gram.
3. Cabai Ratuni UNPAD
Bibit cabai unggul berikutnya adalah Ratuni, varietas cabai rawit hasil pengembangan Universitas Padjadjaran (UNPAD). Bibit ini termasuk varietas unggul lokal yang dikembangkan untuk daya tahan terhadap cuaca dan penyakit tropis.
Bentuk buahnya kecil dan ramping dengan panjang rata-rata 2,5–3 cm, berwarna merah cerah saat matang.
Varietas Ratuni dapat dipanen sekitar 75–85 hari setelah tanam, tergantung pada perawatan dan kondisi lahan.
Kelebihannya adalah tanaman ini produktif, tahan terhadap hama daun, dan adaptif di berbagai jenis tanah. Hasil panennya berkisar 10–14 ton per hektar.
Karena masih relatif baru, benih Ratuni biasanya tersedia melalui program kemitraan universitas atau koperasi tani, dengan harga berkisar Rp25.000–35.000 per kemasan kecil (10 gram).
4. Tiung Tanjung
Rekomendasi selanjutnya adalah Tiung Tanjung, yaitu varietas lokal unggul asal Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, yang telah resmi dilepas pemerintah daerah pada tahun 2023.
Tipe cabai ini berbentuk kecil memanjang dengan warna merah cerah saat matang. Panjang rata-rata 3–4 cm, dengan kulit agak tebal dan rasa pedas menyengat khas cabai lokal.
Umur panennya sekitar 85–90 hari setelah tanam, dengan potensi hasil mencapai 16 ton per hektar jika perawatan optimal.
Keunggulan varietas Tiung Tanjung adalah adaptif terhadap kondisi panas, tahan terhadap serangan jamur, dan rasa pedasnya kuat, sehingga disukai pasar lokal Kalimantan dan Sulawesi.
Harga benih biasanya mulai dari Rp20.000 per 10 gram, tergantung distributor.
5. DEWATA 43 F1 (Cap Panah Merah)
Rekomendasi merek bibit cabai rawit unggul yang terakhir adalah Dewata 43 F1, yaitu cabai rawit hijau hibrida yang juga dikeluarkan oleh merek Cap Panah Merah. Varietas ini cocok ditanam di dataran rendah hingga tinggi dan banyak digunakan petani karena hasilnya stabil.
Tipe cabai ini berbentuk besar dan panjang, dengan panjang rata-rata 4–5 cm dan diameter 0,6–0,7 cm. Dalam satu kilogram cabai terdapat sekitar 450–500 buah.
Dewata 43 F1 dapat dipanen pada umur 70–75 hari setelah tanam, tergolong genjah (cepat panen).
Buahnya bisa dipetik dalam tiga tingkat kematangan: kuning (muda), oranye (setengah matang), dan merah cerah (matang penuh).
Varietas ini dikenal berbuah lebat, tahan cuaca, dan produktif, dengan potensi hasil hingga 0,6–0,8 kg per tanaman.
Harga bibit Dewata 43 F1 umumnya mulai dari Rp20.000–25.000 per kemasan kecil.
Penutup
Nah itu dia 5 rekomendasi bibit cabai rawit hijau yang dapat kamu budidayakan. Yang jelas, dengan proses awal tanam yang baik dengan memahami dasar dasarnya insya Allah tanaman cabai rawit akan mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Demikianlah, semoga informasi yang saya sampaikan dapat bermanfaat.